BANDARLAMPUNG Suara Kota – Produksi Padi Kota Bandar Lampung pada Masa Tanam (MT) Pertama tahun 2022/2023 mengalami peningkatan capai total 924, 17 ton.
Kepala Dinas Pertanian Kota Bandar Lampung, Agustini mengatakan, bahwa padi merupakan produk unggulan dari Pertanian di Kota Bandar Lampung yang produksi tercatat meningkat untuk Musim Tanam (MT) pertama atau biasa disebut musim Rendeng yaitu Oktober-Maret 2022/2023.
Untuk MT pertama Oktober-Maret tahun 2022/2023 totalnya mencapai 924,17 Ton. Total dari 7 kecamatan, yaitu Kecamatan Kedamaian, Kemiling, Langkapura, Rajabasa, Tanjung Senang, Sukarame, dan Sukabumi.
Sedangkan untuk total MT pertama tahun 2021/2022 produksi totalnya hanya mencapai 624,8 Ton dari 7 kecamatan yang berbeda, yakni Kecamatan Kedamaian, Tanjung Karang Pusat, Kemiling, Langkapura, Rajabasa, Tanjung Senang, dan Sukarame.
Ada beberapa kecamatan yang memang tidak tercatat dalam penghasil produksi padi. Agustini sebut di Kota Bandar Lampung sangat terbatas untuk lahan pertanian berbeda dengan kabupaten.
Agustini menjelaskan, untuk hasil MT kedua di bulan April – September belum bisa dilaporkan dikarenakan masa panen padi di bulan Agustus-September.
Selain itu, dalam menghadapi musim kemarau atau El Nino, pihaknya sudah lakukan upaya untuk para petani di Kota Bandar Lampung.
Sebelumnya, Agustin sudah melakukan rapat dengan petugas lapangan pada Sabtu 12 Juli 2023 untuk melakukan pembinaan agar petani yang lahannya masih kosong segera melaksanakan percepatan tanam.
“Jadi kami tadi sudah rapat dengan petugas lapangan untuk menghadapi El Nino yang diperkirakan puncaknya di Agustus untuk menghimbau petani-petani kalau masih bisa nanem ya namem mulai dari sekarang. Jadi yang biasanya petani kita kadang-kadang yang tanamnya diakhir tahun, sekarang harus cepat ditanam,” kata dia.
“Karena masih ada sedikit-sedikit hujan. Juga sumur-sumur bor tolong diperbaiki. Untuk padikan sudah mau panen Agustus ini. Tapi tidak hanya padi, mungkin ada yang mau nanem sayur, dipersiapkan,” sambungnya.
Dia mengatakan, untuk anggarannya sendiri untuk membantu para petani tidak ada.
“Kami belum ada. Tapi walaupun tidak ada anggaran kami tetap jalan karna itu porsi dan tugas kami membantu masyarakat,” ujarnya.
Ia menambahkan, walaupun dengan lahan yang terbatas, pihaknya selalu upayakan melakukan pembinaan ke lapangan.
“Menghimbau supaya tanaman yang ada kalau sudah ada tanda-tanda serangan penyakit cepat ditindak dan lapor ke dinas. Terus untuk lahan yang masih bisa ditanam baik itu sayuran, padi, maupun jagung supaya cepat ditanam,” ucapnya.
“Kita himbau seperti ibu-ibu walaupun lahannya tidak luas seperti pekarangankan bisa ditanami sayuran gitu. Jadi walaupun kemarau diprediksi harga sayuran mahal, paling tidak ibu-ibu itu pekarangan rumahnya sudah ada tanemannya. Seperti di kedaton halaman rumah merekakan luas,” tambahnya.
“Dampak El Nino pastinya akan sangat mempengaruhi ketersediaan air. Terlebih, irigasi sawah di Bandar Lampung hanya ada di Rajabasa saja, sedangkan lahan sawah lainnya tadah hujan, yang hanya mengandalkan air hujan atau pompa air,” tutupnya. (dk)







